Belajar kritis dari film Tilik

Olivia Putri
5 min readJan 12, 2021

--

Film Tilik salah satu film pendek yang viral di pertengahan tahun 2020

Source: Instagram Sutradara “Tilik” @whyagungprasetyo

Filmnya ringan banget tentang warga satu RT yang mau ngejenguk Bu Lurah yang sakit, diiringi konflik dan gosip didalamnya. Satu hal yang paling menarik perhatian gue adalah pas Bu Tejo — tokoh utama berkerudung hijau di film ini — doyan banget ngegosipin tetangganya, Dian.

Gosipnya macem-macem, bilang Dian make susuk lah, bilang Dian ini hidupnya gak bener lah (admit it, semua orang pasti pernah denger gosip tentang ‘Dian Dian’ lainnya di lingkungan kalian, hehe ayo ngaku!)

Tapi, kenapa ya temen-temen Bu Tejo ini kok percaya bener sama gosip ini? Beres nonton film, gue jadi keinget salah satu buku yang pernah gue baca, Think Smarter dari Michael Kallet tentang critical thinking. Ada hubungannya gak ya antara berpikir kritis ini dan gibahan ibu-ibu tadi?

The conclusions map

Menurut buku dari Michael Kallet ini, setelah menerima suatu informasi, kita akan untuk menarik sebuah conclusion atau kesimpulan.

Suprisingly, semua kesimpulan yang kita ambil terhadap sesuatu itu cenderung untuk dipengaruhi sama asumsi kita sendiri.

Nah, asumsi itu dipengaruhi oleh 3 hal penting:

  • pengalaman (experience),
  • hasil pengamatan (observasi), dan
  • fakta (facts)

3 hal ini bakalan menjadi belief atau kepercayaan kita terhadap suatu informasi. Yang pada akhirnya, akan menjadi acuan kita dalam menarik kesimpulan

Kalo masih bingung, kira kira bagannya kayak gini:

Balik lagi ke film Tilik, yang gue perhatikan, ibu-ibu ini bersandar banget ke hasil observasi dan pengalaman aja untuk mengambil suatu kesimpulan, tanpa melihat faktanya dulu.

Contohnya kayak scene di bawah ini, Bu Tejo berasumsi kalo Dian hamil karena ngeliat Dian muntah. Bu Tejo bilang begitu karena dia pas hamil juga muntah (padahal gak semua orang muntah itu hamil loh Bu Tejo, bisa jadi aja kan masuk angin). Karena Bu Tejo punya pengalaman saat hamil dan hasil observasi tersebut, Bu Tejo punya kesimpulan bahwa Dian hamil

Scene gibahan tentang kehamilan Dian

Hal ini juga diperkuat dengan scene lain tentang asumsi pekerjaan Dian.

Di scene di bawah ini, Bu Tejo berasumsi kalau Dian kerjanya nggak bener, karena hasil observasi bahwa Dian suka keluar masuk hotel. Beberapa hasil observasi lainnya juga menunjukkan kalau Dian suka jalan di mall sama om-om.

Oleh sebab itu, Bu Tejo punya menarik kesimpulan bahwa Dian itu kerjanya di hotel dan ngemall bareng om-om → kerja nggak bener. Diperkuat lagi dengan hasil observasi di atas yang melihat Dian muntah-muntah. Tapi, semua yang diomongin di bawah ini masih hasil observasinya Bu Tejo aja. Kesimpulan yang diambil Bu Tejo pun masih berupa asumsi karena belum divalidasi.

Scene gibahan tentang pekerjaan Dian

Seharusnya Bu Tejo harus gimana ya supaya bisa jadi lebih kritis?

Tenang, Bu Tejo. Ada 3 cara supaya bisa berpikir lebih kritis:

1. Fact check

Coba deh cek, apakah informasi yang dilontarkan berdasarkan fakta? Minta mereka buat melampirkan buktinya. Karena “katanya, katanya” doang tanpa dicek faktanya, itu masih belum termasuk fakta ya…

Fact check ini emang lumayan sulit sih, karena orang-orang masih sering ketuker antara hasil observasi dan fakta. Perbedaan paling mendasar dari fakta dan hasil observasi adalah fakta adalah premis yang benar-benar terjadi, dan dapat divalidasi kebenarannya

Contoh:

Ada premis bahwa Bogor turun hujan,

Cara validasinya gimana?

Dari hasil observasi di Bogor, terlihat bahwa tanah basah, jemuran basah, genteng basah, ada suara rintik rintik. Dari hasil interview ke 20 orang di Bogor, mereka juga berkata bahwa Bogor hujan → dapat ditarik fakta bahwa di Bogor memang terjadi hujan ✅

Kalo di film Tilik, salah satu cara untuk fact check adalah validasi hasil observasi dengan wawancara. Jadi seharusnya, ada orang yang nanya langsung ke Dian (atau orang terdekat Dian). Pertanyaannya seputar apa pekerjaan Dian, dan apa hubungannya dengan keluar-masuk hotel dan mall? Apakah Dian muntah karena hamil atau masuk angin?

2. Consistency check

Sebuah premis akan kuat kalo elemen didalamnya konsisten, nah coba deh, coba investigasi, apakah elemen antara data satu dengan lainnya konsisten?

Contoh:

Ada premis bahwa Bogor turun hujan,

Dari hasil observasi terlihat tanah Bogor basah, langit mendung dan jemuran basah. Dari hasil interview, 5 orang di Bogor bilang Bogor hujan, namun 15 orang di Bogor bilang bahwa Bogor tidak hujan → ini berarti tidak konsisten ❌

Nah harus dicek lagi, apakah 20 orang ini sedang berada di bagian Bogor yang sama? Investigasi hal yang membuat ini tidak konsisten

3. Credibility check

Coba cek deh, apakah sumber informasi tersebut akurat dan terpercaya? Bisa diverifikasi gak kalau premis tersebut beneran akurat?

Conclusion map jika diterapkan dalam pekerjaan

Kebetulan kerjaan gue adalah menjadi researcher di salah satu e-commerce. Jadi gue kerjaannya menjawab pertanyaan dari stakeholders, contohnya “kenapa sih data X kita turun?”, “gimana cara kita ningkatin seller yang berkualitas?”, “apa sih kekurangan di aplikasi kita?” dll.

Dan gue bakal ngejawab pertanyaan ini dengan do research by survey, testing, atau interview ke partisipan

Kalo gue sebagai UX Researcher sendiri, gue bakalan apply conclusions map ini dengan 4 cara:

  • Clarity check: Sebelum nerima research request, pastiin buat do understanding session, yang isinya untuk getting every informations clear sebelum gue memulai untuk riset. Miskomunikasi is a big no no, apalagi untuk riset yang tentunya makan biaya dan waktu gak sedikit.
  • Assumptions check for participants: ketika lagi interview sama partisipan, coba deh dicek, apa sih yang membuat si partisipan bisa menarik kesimpulan demikian? Apakah dari fakta? Atau hasil observasi dan pengalaman beliau? Recognize how it influence their assumptions
  • Assumptions check for myself: ketika sesi interview selesai dan mau synthesizing (mengolah) data, coba deh cek kepada diri gue sendiri, apakah gue ada bias tertentu dengan partisipan ini? Apakah gue punya asumsi yang mempengaruhi keputusan gue dalam menganalisa data terkait partisipan ini? Setelah sadar, recognize how it influence the whole synthesizing process
  • Consistency-credibility check: ketika lagi bikin report untuk stakeholder, cek lagi, apakah informasi yang tertera di report gue kredibel? Apakah bisa dibilang konsisten antara satu insights dengan lainnya?

That’s it! Semoga bermanfaat ✨

Special thanks:

  • Film Tilik di Youtube (go go watch it now if you haven’t!)💕
  • temen temen researcher kantor yang udah mau maunya ngedengerin presentasi gue yang nonsense ini pas jam sharing session hari Rabu siang, membuatku terinspirasi untuk nulis mediumnya 💕 and also
  • Michael Kallet for the wonderful critical thinking book that I’ll always remember

--

--

No responses yet